Infopurworejo.com – Anda sudah dengar mengenai kerajaan baru yang di dirikan di Purworejo, Jawa Tengah? Bernama Keraton Agung Sejagat yang di dirikan oleh Totok Santoso Hadiningrat dan Fanni Aminadia ini nyatanya adalah kerajaan bohongan. Walau begitu, bangunan yang dibuat sebagai keraton, justru malah menyita perhatian khalayak ramai dan menjadikannya sebagai tempat selfie.
Sejalan dengan keinginan masyarakat, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memiliki keinginan untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat rekreasi. Walau begitu, Ganjar mengatakan supaya masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya untuk menanggapi berita ini dengan sewajarnya supaya tidak terus bergulir bagai bola panas.
Apalagi kini, kasus mengenai Keraton Agung Sejagat ini sudah di serahkan pada polisi sebagai kasus penipuan. Untuk itu, Ganjar meminta masyarakat untuk tenang dan tidak perlu merasa terusik oleh berita tersebut.
Kemudian dalam sebuah kesempatan wawancara Ganjar menghimbau masyarakat untuk tidak memandang kasus ini secara berlebihan dan istimewa. Beliau juga menambahkan bahwa kasus tersebut memiliki motif tertentu dengan indikasi penipuan yang menjanjikan, dan kini kasus sudah di bongkar dan di tangani pihak kepolisian.
Pada kesempatan itu juga Ganjar Pranowo menuturkan akan membiarkan bangunan milik Kerajaan Keraton Agung Sejagat dan akan di gunakan oleh desa setempat sebagai tempat wisata baru. Nantinya, Ganjar berencana akan memberi nama tempat wisata tersebut ‘Keraja-rajaan’.
Usaha yang akan di lakukan kemudian adalah melakukan penataan ulang, memperbaiki dan membuat mantan keraton ini supaya lebih menarik sehingga lebih banyak di kunjungi oleh wisatawan. Ganjar bahkan berseloroh bahwa para pengunjung nanti bisa menggunakan pakaian ala kerajaan zaman dulu supaya atmosfer kerajaannya kian terasa.
Sementara itu, hal berbeda datang dari kisah para korban yang tergiur menjadi bagian dari Keraton Agung Sejagat hingga bersedia menyumbangkan uangnya untuk mendapatkan seragam dan menjadi bagian dari kerajaan bohongan tersebut. Pasalnya, Totok dan Fani membujuk para korbannya dengan iming-iming jabatan dan gaji berupa dollar.
Para korban jelas tergiur dengan 3 hal ini karena mereka mengharapkan kenaikan status, mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan dan kehidupan yang lebih baik jika menjadi bagian dari Keraton Agung Sejagat hingga rela membayarkan sejumlah uang.
Menurut Ganjar, mereka yang menjadi korban kebanyakan memiliki melek pendidikan yang rendah sehingga mudah tergiur oleh rayuan. Ganjar pun menyayangkan kenapa para korban tidak melakukan penelitian dan melaporkan kepada pemerintah mengenai adanya kerajaan baru ini.
Ini lah mengapa sangat penting melakukan check dan recheck apabila menemukan sebuah kabar atau ajakan yang tampak menggiurkan dari seseorang. Sering kali ajakan atau berita bahagia membuat orang terlena sehingga tidak mencari informasi lebih lengkap dan tertipu. Menjadi kewaspadaan diri masing-masing juga supaya tidak mudah menerima berita hoax dan tipu daya orang lain.