Warnai Alun-alun Kemiri, Atraksi Jasa Kuda Tunggang Mulai Berkurang

Jasa kuda tunggang Alun-alun Kemiri. (Foto: Siti Fauziah)

KEMIRI, infopurworejo.com – Alun-alun Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo setiap hari diwarnai dengan para menyedia jasa kuda tunggang. Wisata naik kuda ini sudah ada dari puluhan tahun lalu. Namun sejak merebaknya virus Covid-19 atraksi kuda tunggang mulai berkurang.

Makin sedikitnya jumlah kuda yang mangkal di alun-alun Kemiri lantaran makin sedikit para peminatnya. Berbeda dengan sebelum pandemi, para penyedia jasa satu orang biasa membawa dua hingga tiga kuda miliknya ke alun-alun sejak siang hari.

“Sebelum Covid itu satu hari bisa 40 an kuda, sekarang paling cuma lima sampai delapan kuda,” sebut pemilik kuda, Yusriyanto warga Desa Kemiri Kidul kepada tim Infopurworejo pada Selasa sore (25/1).

“Sekarang mulai berkurang sejak pandemi itu, biasanya dari habis Dzuhur sudah ada kuda yang mangkal. Setelah vakum beberapa bulan karena PPKM jadi setelah Asar,” tambahnya.

Yusriyanto mengaku sejak kecil sudah mengikuti jejak kakek dan ayah nya untuk mangkal di alun-alun Kemiri. Setiap hari ia bersama lima pekerjanya mulai menawarkan jasa kuda tunggang di alun-alun dari pukul 3 sore hingga Adzan Magrib.

Wisata kuda tunggang alun-alun Kemiri. (Foto: Siti Fauziah)

Tarif Kuda Tunggang

Tarif yang ia kenakan pun berbeda-beda, jasa menaiki kuda untuk sekali jalan mengelilingi alun-alun Kemiri memiliki tarif Rp 15 ribu per orang. Jika berboncengan (dua orang) tarif menjadi Rp 20 ribu. Sedangkan tarif kuda untuk dijumpingkan per orang nya dikenai harga Rp 30 ribu untuk 15-20 menit.

Rata-rata dalam sehari Yusriyanto pulang dengan mengantongi profit jasa kuda sebanyak Rp 100 ribu.

“Satu kali mengelilingi alun-alun Kemiri sama saja jalan setengah kilometer. Untuk harga yang kami tetapkan ini sudah disamakan dengan pemilik kuda yang lain,” terangnya.

Sebelum pandemi pelanggannya banyak datang dari luar kota untuk liburan seperti saat libur lebaran dan tahun baru. Namun saat ini orang yang memakai jasa kudanya rata-rata orang Kemiri, Kutoarjo, Pituruh, Purworejo dan sekitarnya.

Sarwoto bersama kuda miliknya. (foto: Siti Fauziah)

Pemilik kuda tunggang lainnya, Sarwoto (57) warga Desa Bedono Pageron, mengaku selain mangkal di alun-alun Kemiri, setiap hari libur ia juga membuka jasa kuda tunggang di pantai Jetis pada pagi hari.

“Jam 6 pagi sudah di pantai saya, kalau sore di sini. Kalau dibandingkan ya lumayan di pantai, tiap liburan itu bisa pulang bawa uang sampai Rp 300 ribu lebih,” jelas kakek tiga cucu.

Sarwoto juga membenarkan jika wisata alun-alun kuda tunggang saat ini sepi dibandingkan tahun sebelumnya. Namun baginya sepi maupun ramai, ia tetap akan menawarkan jasa kuda miliknya.

“Setiap sore ke sini ya biar kuda refresing, pemiliknya juga refresing biar kelihatan muda terus,” ujarnya sembari tertawa kecil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *