Dari Hobi, Seorang Guru Madrasah di Purworejo Sukses Budidaya Burung Perkutut

GEBANG, infopurworejo.com – Hadi Suwignyo seorang guru Madrasah Aliyah swasta di Purworejo, Jawa Tengah, sukses budidaya Burung Perkutut.

Hadi memiliki hobi memelihara burung perkutut sejak tahun 2017. Namun, ia mulai tertarik untuk membudidayakannya pada tahun 2018.

Hobinya yang terus berjalan itu menjadikannya sebagai peternak perkutut yang sukses seperti sekarang ini.

Ditambah lagi di Purworejo masih jarang ada pembudidaya burung perkutut yang sukses.

Semula Hadi yang kesehariannya mengajar Ilmu Pengetahuan Sosiologi di Madrasah Aliyah An-nawawi hanya memelihara 3 pasang burung jenis Perkutut Putih dan Perkutut Jawa.

Berkat ketelatenannya, kini dirumahnya yang terletak di Kelurahan Lugosobo Kecamatan Gebang ada puluhan pasang ekor perkutut dari berbagai jenis.

Mulai dari jenis bangkok, biasa (seplit), cemani, hingga perkutut jenis lokal berwarna putih dan hitam.

Rumahnya pun kini ramai dengan suara burung yang setiap harinya berkicau.

Hadi mengatakan, dalam satu bulan burung perkutut bisa bertelur 2 kali, 2 minggu pertama fase burung mengerami dan menetas.

“Satu minggu pertama di asuh oleh induknya setelah itu anakan burung dipisah. Untuk pengasuhan anak burung selanjutnya di berikan kepada burung Deruk untuk merawatnya agar indukan dapat bertelur kembali,” ucapnya, Rabu (25/5/22).

Ia menjelaskan, rata-rata dalam sebulan dapat memproduksi 9 anakan burung dari berbagai jenis.

Tidak langsung dijual anakan ini dipilih yang sesuai dan dijadikan indukan untuk menambah jumlah indukan yang ada. 

Dalam perkembangannya sekarang sudah ada sekitar 40 an indukan dari berbagai jenis, ada Cemani, Bangkok, Jawa Hitam dan Putih.

Untuk pemasaran ia mengaku tidak kesusahan karena dari hasil budidaya nya langsung diambil oleh pembeli.

Harga satu indukan yang berumur 1.5 bulan dihargai 150 ribu sampai 200 ribu.

Dan kesuksesannya menjadi peternak perkutut membuat namanya terkenal, dengan permintaan yang terus mengalir.

Tak hanya dari Kebumen, tetapi datang dari Banyumas, Yogyakarta, Wonosobo, bahkan sampai Banyuwangi.

Kini usahanya juga akan merambah ke pasar online untuk memperluas pemasaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *