Infopurworejo.com – Sudah hampir 2 tahun pandemi Covid-19 menghantam berbagai sektor kehidupan. Tak terkecuali dalam bidang pendidikan di Indonesia. Sejak April tahun lalu, banyak institusi pendidikan yang terpaksa menerapkan sistem belajar secara daring (online). Itu semua dilakukan demi mencegah penyebaran virus lebih luas, khususnya di kalangan siswa.
Namun akibat sistem daring ini, beberapa efek buruk pun muncul. Di Kendari Sulawesi Tenggara misalnya, sebagaimana yang di laporkan oleh Kendariinfo, kebijakan ini justru memicu meningkatnya kasus anak putus sekolah hingga menikah dini.
Muchdar Alimin, selaku Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikmudora) Kota Kendari mengatakan bahwa ada sebanyak 14 kasus siswa putus sekolah di Kendari dan 1 kasus lain yang merupakan kasus pernikahan dini.
Menurutnya, belasan siswa yang putus sekolah tersebut disebabkan oleh keterbatasan ekonomi. Malangnya, beberapa anak yang putus sekolah juga terpaksa ikut ambil bagian untuk bekerja membantu orang tuanya.
Efek Penggunaan Gadget
Sedangkan untuk kasus pernikahan dini, diduga karena efek dari penggunaan gawai (gadget). Karena terlalu sering di dalam sistem pembelajaran daring, maka banyak pengaruh-pengaruh negatif yang lolos dari pengawasan keluarga di rumah.
Untuk mengatasi permasalahan putus sekolah ini, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan cara mengoptimalkan program guru kunjung agar anak-anak yang putus sekolah mau bersekolah kembali.
Dikutip dari laman Kendariinfo, “Ada 14 kasus anak yang terpaksa putus sekolah. Semuanya adalah siswa di jenjang SMP. Lalu ada 1 anak yang menikah,” kata Muchdar Alimin saat dihubungi pada Sabtu (18/9).
Dari 14 kasus putus sekolah di Kendari, sudah ada sebanyak 13 anak yang mau kembali bersekolah. Namun 1 anak lagi belum bisa bersekolah karena harus ikut orang tuanya bekerja di luar daerah.
“Sudah ada 13 anak yang mau kembali bersekolah, tinggal 1 siswa yang belum kembali karena ikut orang tuanya bekerja ke luar daerah”, kata Muchdar Alimin. “Sedangkan 1 siswa yang menikah, juga kembali melanjutkan sekolahnya karena tetap kita izinkan,” pungkasnya