Terungkap Trik Marketing Dawet Hitam Melani Hingga Viral Ramai Pengunjung

Melani (21) saat sedang berjualan es dawet hitam. (foto: Siti Fauziah)

PURWOREJO, infopurworejo.com – Untuk dapat bertahan dan berkembang di pasar kuliner dengan banyaknya pemain dan tingkat persaingan yang tinggi, Dawet Hitam Melani melakukan strategi marketing khusus untuk menarik pelanggannya.

Usaha minuman segar dawet ireng yang berlokasi di pinggir jalan Purworejo -Kutoarjo tepatnya di daerah Mbatoh Kecamatan Bayan kini dijalankan oleh wanita muda bernama Melani (21).

Ia meneruskan usaha dari orangtua yang sudah berjualan minuman khas Purworejo ini sejak tahun 2006.

Ditemui infopurworejo Minggu (2/1), Melani mengatakan jika orangtua sengaja menggunakan namanya untuk branding usaha dengan kepercayaan dapat terjual laris manis setiap harinya.

“Saya anak pertama dikasih nama Melani artinya itu banyak, tidak terhingga gitu. Makanya dipakai buat nama usaha ini,” katanya.

Melani juga menceritakan jika dulu usaha dawet ireng orang tuanya sangat sepi pembeli. Menurutnya, itu lantaran kiosnya dipegang oleh karyawan yang ibu-ibu. Pada saat itu kiosnya hanya bisa mendapatkan omset Rp.100.000 setiap harinya.

Namun berbeda sekarang saat usaha dawet ireng di pegang langsung oleh Melani.

Dimulai ketika ia lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2018, karyawannya berganti menjadi remaja seusianya.

“Setelah lulus SMK itu teman-teman banyak yang menawarkan diri buat kerja di sini. Dari situlah ada transformasi. Dan total kios jadi tujuh,” ceritanya.

Memiliki karyawan para wanita muda yang cantik dengan pakaian kekinian membuat usaha milik orang tuanya kini meroket. Bahkan trik marketing itu banyak ditiru oleh kios-kios lainnya.

Berkat ide nya itu, kini omset perkiosnya naik drastis sekitar Rp.500.000 atau 100 mangkuk setiap harinya. Bahkan bisa mencapai Rp.800.000 atau 160 mangkuk saat musim libur lebaran atau tahun baru.

Namun dibalik itu semua, Melani mengaku pernah merasa risih saat berjualan dawet ireng dengan pakaian kekinian bahkan sering dicap seksi.

“Awalnya sih risih ya, apalagi suka ada cowok minta foto, nomor WA, goda-godain aku gitu. Tapi lama-lama terbiasa,” katanya.

Dawet hitam minuman khas Purworejo. (Foto: Shutterstock)

Dibuat Dengan Tepung Aren

Melani menyebut untuk dawet diproduksi sendiri oleh sang ibu yang dibantu kedua karyawannya. Dawet hitam itu dibuat dari tepung aren dengan pewarna hitam dari arang bakaran damen (batang pohon padi).

Setiap harinya dawet hitam Melani dapat memproduksi 10 kg dawet hitam. Untuk jam jualannya biasa buka mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.

Sementara itu, rombongan anak muda berjumlah 11 orang dari Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen nampak sedang menyantap dawet sembari sesekali melirik ke arah Melani. Mereka sepulang dari berlibur ke Magelang dan memilih mampir menyicipi dawet viral di Purworejo.

Salah seorang anggota rombongan, Bayu (19) mengaku telah menyantap dawet hitam Melani ke-empat kalinya. Menurutnya untuk rasa biasa seperti dawet pada umumnya. Namun untuk marketing yang dipakai oleh penjual berbeda dari tempat lain, yakni menampilkan penjual cantik dan seksi.

Di sisi lain, Indah (21) warga Ngombol beserta temannya Rika (21) warga Magelang juga sedang mencicipi dawet milik Melani. Menurut Indah dawetnya lebih sehat dibandingkan dawet lain di Purworejo.

“Saya pertama kali ke sini, penasaran banget karena viral kan. Tapi untuk rasa enak, segar, dan menarik sih untuk penjualnya,” ungkap Rika sembari tersenyum bersama Indah. (Fau)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *